Kamis, Januari 15, 2009

Aksi 3M Dalam Mencegah Demam berdarah

Perhatikan kebersihan lingkungan disaat musim hujan, mulai merebaknya wabah penyakit demam berdarah di wilayah indonesia seperti dibulan Januari ini. Sudah banyak korban akibat ulah nyamuk belang Aides Aigyepty.
Adapun wilayah-wilayah rawan banjir adalah sarang yang paling potensial untuk endemik si nyamuk belang ini. Begitu banjir surut, genangan air yang tidak segera dibersihkan akan mudah menjadi sarang jentik nyamuk, jika hal demiakian dibiarkan saja maka berkembang biaknya si nyamuk belang semakin tidak terkendali.

Melakukan semprot pembasmi jentik (poging) disaat telah jatuh korban adalah sangat tidak efektif sebagai pencegahan, sebab penyakit demam berdarah ini sangat menular dan berbahaya hingga berujung kematian. Lebih baik menyegerakan pembersihan lingkungan yang berpotensi berkembang biaknya si nyamuk belang ini , dengan memutus mata rantainya yakni dengan melakukan aksi 3M : Menguras, Menutup tempat penampungan air, dan Mengubur barang bekas.

Jika anda memiliki sumur, tandon air atau bak kamar mandi yang jarang sekali dikuras, ada baiknya diberi bubuk Abate yang mudah didapat pada apotik-apotik didekat tempat tinggal anda, sebagai langkah pencegahan dari berkembang biaknya jentik-jentik nyamuk penyebab demam berdarah ini. Cara yang alami adalah dengan menebar ikan pemakan jentik-jentik nyamuk seperti ikan cere dan ikan cupang, konon kabarnya dari jaman belanda ikan cere dibawa dari negeri kincir angin itu untuk menghadapi populasi nyamuk diwilayah nusantara.

Segala cara dapat kita lakukan seperti program 3M untuk membuat terputusnya mata rantai hidupnya nyamuk-nyamuk berbahaya penyebar wabah penyakit menular, seperti nyamuk Aides Aigyepty salah satunya. Cegahlah wabah demam berdarah sebelum terjadi korban pada lingkungan terdekat anda.




Senin, Januari 12, 2009

Bawa Handphone Berkamera, Menguntungkan Bagi Pelajar

Terungkapnya kasus kekerasan terhadap pelajar melalui kamera handphone, merebak bak tumbuhnya jamur dimusim hujan. Mengapa bisa sampai terjadi fakta seperti itu, dari berbagai sudut pandang menilai khusus kasus yang mengenai perilaku emosi pengajar dalam kalangan pendidikan; adanya bentuk interaksi yang kaku, meskipun tidak semua terjadi disetiap lingkungan sekolah, tetapi dalam faktanya mengenai kekerasan terhadap anak didik kerap terulang kembali dan ketika bukti video ini tersebar barulah diadakan penyidikan hukum sebagai bentuk kekerasan yang mengarah kepada pelanggaran berat (kejahatan).

Belum pernah ada anjuran bagi pelajar untuk wajib membawa Handphone kamera kedalam lingkungan sekolah bahkan sebaliknya ada larangan yang keras bagi pelajar untuk tidak membawa handphone yang ada kamera maupun yang biasa saja. Bentuk perlindungan yang belum terjangkau peraturan yang baku dari tingkat sekolah hingga diatasnya. Merupakan sebuah tekanan yang diterima pelajar yang sedang mengalami kekerasan dilingkungan belajar mengajar dan sudah dapat dikatagorikan sebagai viktim dengan berbagai motif kekerasan.

Sebuah pilihan lain setelah kamera CCTV yang dapat dipasangkan dilingkungan kegiatan belajar mengajar, tentunya akan sangat mahal jika memasang CCTV pada setiap sudut Sekolah dan belum tentu efektif dan efesien bagi program sekolah yang bersangkutan. Ketika kepercayaan dari orang tua/wali siswa mulai luntur kemungkinan pemantauan kegiatan belajar mengajar dapat dipantau dari satu ruangan pemantau. Masalah budget adalah utama dan peraturan disekolah harus tetap berlaku bagi semua siswa siswinya untuk tidak membawa peralatan-peralatan yang tidak berhubungan dengan belajar, termasuk diantaranya handphone.

Pendidikan bukanlah sebuah kekerasan yang melanggar aturan HAM (hak asasi manusia), Sebagaimana tujuan dari pendidikan itu sendiri, memajukan kualitas dan kuantintas Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa ini. Sehingga dapat memajukan bangsa dengan lahirnya para generasi intelektual yang bermoral dan berpancasila.

lalu bagaimana dengan kasus kekerasan dalam dunia pendidikan yang terungkap melalui kamera handphone saat ini?

Masalah yang satu ini adalah sangat mencoreng bagi dunia pendidikan, namun hal itu bukanlah suatu gambaran bahwa didalam dunia pendidikan selalu ada kekerasan dan tertutupi, singkatnya pelaku kekerasan tersebut adalah Oknum dari pihak pendidik dan mereka juga manusia meski hasil tindakannya oknum tersebut tidaklah manusiawi dari sisi pandang manapun.

Handphone Kamera sebagai bentuk pembelaan dari kekerasan terhadap anak didik, hal demikian mencuat dikarenakan lemahnya pelajar yang tak dapat berbuat ketika mendapat perlakuan kekerasan baik individu maupun kolektif, sebab lainnya karena kelulusan, nilai, atau sampai dengan peringatan keras dikeluarkan dari sekolah.